CAPSULE - Siapa yang mampu
menolak gelontoran dana USD 15 miliar atau sekitar Rp 141,5 triliun? Nyatanya
ada yang sedemikian 'gila' di industri teknologi.
Alasannya sederhana, orang
tersebut sangat yakin jika perusahaan kecilnya suatu saat akan meraksasa dan
akan jauh lebih bernilai. Ya, itulah salah satu keputusan kontroversial yang
pernah muncul di jagat teknologi.
Ya, meski secara kasat mata
kita melihat keputusan itu sebagai sesuatu yang 'aneh' untuk ditolak --
beberapa bahkan ada yang menilainya sebagai sikap bodoh. Tetapi ternyata pada
akhirnya, keputusan menolak duit sekarung itu adalah tindakan yang sangat tepat
di kemudian hari.
Industri teknologi melesat
dengan sangat cepat. Kemarin, sebuah start-up bisa dibilang 'nothing'. Namun
esok, secara mendadak ia bisa menjadi 'something' yang pastinya sangat
bernilai.
Termasuk bagi perusahaan
besar. Jika salah langkah, bisa-bisa malah terjerembab di lembah kegagalan dan
sulit untuk kembali naik ke puncak.
Tinggal bagaimana penentu
keputusan di perusahaan itu dapat menganalisis segala kondisi yang ada untuk
kemudian menentukan keputusan yang tepat. Tidak lantas terbuai dengan
gelontoran uang besar atau nafsu sesaat.
Berikut 6 keputusan
kontroversial yang pada awalnya menuai skeptisme di jagat teknologi seperti
dilansir Business Insider. Padahal, itu adalah keputusan yang sangat tepat dan
merebut kejayaan di masa depan.
1. Facebook Tolak Rp. 141,5 Triliun
Penolakan
uang senilai USD 15 miliar atau sekitar Rp 141,5 triliun adalah kisah yang
mengiringi kejayaan Facebook.
Seperti
diketahui, Facebook dirintis Mark Zuckerberg dari kamar asramanya ketika masih
kuliah di Harvard. Sejak awal kemunculannya, Facebook memang menarik perhatian.
Hingga
pada akhirnya ketika layanan ini berusia dua tahun, Facebook ditawar oleh Yahoo
seharga USD 1 miliar. Namun tawaran itu ditolak mentah-mentah oleh Zuckerberg
yang ingin tetap bebas dengan kreasi besutannya.
"Masih
banyak yang masih bisa kami lakukan di sini (Facebook-red.)," ujar Zuck,
panggilan Zuckerberg, kepada Wall Street Journal.
Berselang
satu tahun kemudian, tepatnya di tahun 2007, CEO Microsoft dilaporkan turut
coba meminang Facebook. Tak tanggung-tanggung, kali ini dana yang disodorkan
untuk menebus jejaring sosial itu mencapai USD 15 miliar.
Namun
lagi-lagi, Zuck menolak. Kala itu, tentu banyak yang menyayangkan sikap keras
hati pemuda berambut kriting tersebut. Siapa yang mampu menolak uang USD 15
miliar atau setara dengan Rp 141,5 triliun? Nyatanya hal itu dilakukan Zuck!
Keputusan
kontroversial itu pun pada akhirnya merupakan sikap yang tepat. Dimana kini
Facebook diperkirakan sudah bernilai USD 100 miliar dan mulai melantai di bursa
serta memiliki lebih dari 800 juta pengguna di berbagai belahan dunia.
2. Googlw Beli "Kucing Didalam Karung" Rp. 15,5 Triliun
Lain
Facebook, lain pula kisah yang dirajut YouTube. Situs sharing video ini pada
awalnya juga dipandang sebelah mata.
Sampai
pada akhirnya, YouTube yang saat itu masih berlabel start-up ditawar USD 1,65
miliar atau sekitar Rp 15,5 triliun oleh sang raksasa internet, Google.
Keputusan
Google itu pada awalnya dianggap kontroversial. Pasalnya, kala itu YouTube
tengah digoyang kasus hukum pelanggaran hak cipta oleh Universal dan CBS.
Terlebih saat itu, YouTube belum terbukti mampu mendapatkan revenue. Yang ada
cuma rencana pengeluaran anggaran yang besar untuk penggunaan bandwidth dan
persiapan infrastruktur.
Namun,
keputusan Google untuk membeli 'kucing di dalam karung' ini ternyata tepat dan
berbanding terbalik dengan sentimen negatif analis.
YouTube
kini telah menjelma menjadi situs video sharing paling populer di internet.
Google pun diprediksi bakal mampu mengeruk revenue hingga USD 3 miliar setiap
tahunnya dari YouTube.
Keputusan Apple utuk memasuki
bisnis ponsel juga pada awalnya ada yang menganggap sebagai sesuatu yang
berani.
Sebab sebelumnya, Apple lebih
dikenal sebagai produsen PC dan pemutar musik digital melalui iPod.
Namun sebagai rencana
ekspansi bisnisnya, pendiri Apple Steve Jobs saat itu sukses membuat ponsel
yang dikagumi banyak orang.
Pria yang telah berpulang itu
mampu menawarkan software mobile yang menarik bagi banyak orang dan dapat
digunakan dengan cara sederhana. Termasuk untuk urusan hardware-nya yang
memberi angin segar dengan fitur layar sentuhnya.
Kini, iPhone telah sampai
pada generasi iPhone 4S. Dan publik masih menanti inovasi mengejutkan Apple
untuk iPhone 5 atau apapun apa namanya nanti.
4. Twitter Campakkan Facebook
Pada
tahun 2008, Mark Zuckerberg dilaporkan mulai mengkhawatirkan perkembangan
Twitter yang semakin meraksasa dan bisa-bisa mengancam dominasi Facebook.
Hingga
pada akhirnya Zuckerber coba mendekati Twitter dengan iming-iming uang USD 500
juta atau setara dengan Rp 4,7 triliun.
Sayang,
alih-alih diterima atau ada negosiasi lebih lanjut, para pendiri Twitter
sepakat untuk mencampakkan rencana Facebook untuk meminang situs mikroblogging
itu.
Alasannya,
pembesut Twitter tak ingin menjadi bagian Facebook. Mereka lebih memilih bebas
dan independent dalam menjalankan perusahaannya.
Lagi-lagi,
keputusan kontroversial itu ternyata tepat di kemudian hari, Kini, kepak sayap
si burung biru semakin kencang melebarkan ekspansinya. Twitter diprediksi telah
bernilai USD 8 miliar - USD 10 miliar, sudah sangat jauh dari harga penawaran
Facebook.
5. Memodali Photubucket Dari Kartu Kredit
Chris
Sacca sejatinya telah menjadi eksekutif sukses di Google, sebelum akhirnya ia
hengkang pada tahun 2006.
Kemudian,
ia memilih untuk menjadi angel investor. Perusahaan yang membuatnya kepincut
dan turut dimodali pertama kali adalah Photobucket, layanan sharing foto.
Dilansir
Wired, masalahnya ketika ingin mengucurkan dana, Sacca tidak memiliki dana cair
yang cukup.
Lantas,
ia menuliskan cek dengan jumlah yang besar -- tidak disebutkan angkanya - untuk
Photobucket melalui kartu kreditnya.
Beruntung
bagi Sacca, bisnis Photobucket ternyata berjalan cemerlang. Setahun setelah
Sacca berinvestasi, Photobucket dibeli oleh MsSpace seharga USD 250 juta dan
telah memiliki sekitar 40 juta pengguna.
6. Microsoft Masuk Bisnis Game
Chris Sacca sejatinya telah
menjadi eksekutif sukses di Google, sebelum akhirnya ia hengkang pada tahun
2006.
Kemudian, ia memilih untuk
menjadi angel investor. Perusahaan yang membuatnya kepincut dan turut dimodali
pertama kali adalah Photobucket, layanan sharing foto.
Dilansir Wired, masalahnya
ketika ingin mengucurkan dana, Sacca tidak memiliki dana cair yang cukup.
Lantas, ia menuliskan cek
dengan jumlah yang besar -- tidak disebutkan angkanya - untuk Photobucket
melalui kartu kreditnya.
Beruntung bagi Sacca, bisnis
Photobucket ternyata berjalan cemerlang. Setahun setelah Sacca berinvestasi,
Photobucket dibeli oleh MsSpace seharga USD 250 juta dan telah memiliki sekitar
40 juta pengguna.
hahaha membeli photobucket dari kartu kredit...
ReplyDeletebisa ditiru gan pengalamanya :D