
Kemajuan teknologi robot dapat menggantikan
tentara manusia di medan perang. Kemungkinan ini tentu bukan isapan jempol
semata. Seperti film Terminator, robot-robot mendominasi medan perang dan lebih
efektif dalam menumpas musuh.
Apa yang terjadi di film
Terminator ternyata dapat terelasisasi di medan pertempuran saat ini. Itu
artinya, baku tembak di pertempuran bisa digantikan oleh robot, seiring
meningkatnya protes banyaknya tentara manusia yang tewas di medan laga.
Diperkirakan, perang di masa
depan akan lebih banyak dimainkan oleh robot-robot berteknologi tinggi. Tujuan
utamanya untuk meminimalisir jumlah korban prajurit yang bertempur. "Kini,
sekitar 8.000 robot telah diterjunkan di medan perang. Mereka dipercaya akan
membawa misi revolusi militer. Sebagian besar robot kini diterjunkan ke darat
dengan tugas non-tempur seperti penjinakkan bom dan pesawat tanpa awak.
Seperti halnya sistem pertahanan
artileri otomatis yang diterapkan di Afghanistan. "Sistem tersebut akan
menembak jika ditembak. Kita tidak dapat menghentikannya, kita hanya dapat
mengaktifkannya.
Pertanyaannya sekarang adalah,
bagaimana jika robot tersebut menyerang target yang tidak seharusnya dan
melanggar hukum perang? Akademisi Amerika Serikat Patrick Lin yang bekerja
untuk membuat etika robot untuk militer, mengungkapkan, robot dapat diprogram
untuk mengikuti standar tertentu.
Meski demikian, dia tetap
mempertanyakan, "Benarkah kita dapat melakukan itu dengan komputer
kita?" ujarnya. Saat ini, Amerika Serikat (AS) telah menggunakan
robot-robot canggih di pertempuran, baik itu di Irak maupun di Afghanistan.
Demikian pula kemajuan embedded
system khususnya dibidang robotika. Kelahiran P3 yang menjadi cikal bakal ASIMO
sebagai robot humanoid yang telah diterapkan untuk membantu manusia, telah
menunjukkan betapa dahsyatnya perkembangan teknologi embedded khususnya bidang
robotika.
Perkembangan robot saat ini
ternyata dipandang positif oleh departemen militer Amerika Serikat. Dimulai
dari proyek pesawat tanpa awak yang digunakan pada perang teluk II dan hingga
robot yang mampu mendeteksi arah tembakan sniper. Pengembangan robot yang mampu
menggantikan tentara manusia di medan perang tidak mustahil telah dilakukan
oleh negara – negara maju. Makalah ini berfokus kepada kehadiran robot militer
di masa depan, dimana di satu pihak kehadiran robot ini oleh pengembangnya
dipandang dapat menurunkan angka kematian prajurit. Di pihak yang lain,
keberadaannya hanya memperburuk keadaan saat ini.
Kemajuan perangkat keras khususnya
mikroprosessor dan mikrokontroller turut serta mengambil bagian dalam teknologi
robot. Mikroprosessor yang menjadi bagian terpenting dalam teknologi robot,
mengakibatkan robot tidak lagi hanya dapat berjalan, tetapi dapat tersenyum,
tertawa, sedih dengan melihat keadaan sekitar seperti Kismet robot buatan Dr
Cynthia. Penemuan ini lalu mengakibatkan pembuatan robot tidak hanya
berkonsentrasi pada gerak, jumlah kaki dan tugas kerja saja. Keinginan untuk
dapat membuat robot yang memiliki perasaan seperti layaknya manusia dan
kecerdasaan seperti manusia pun mulai dilakukan. Mimpi ini mungkin telah
diwakili oleh film – film animasi Jepang seperti Astro Boy atau Doraemon.
Jepang merupakan negara yang
menghabiskan dana terbesar dalam riset dan proyek penelitian robot. Hal ini
dapat dilihat dari implementasi robot yang dilakukan oleh negara ini. Mulai
dari robot pelayan yang menyajikan makanan hingga robot yang mampu menggantikan
seorang presenter televisi.
Sisi ambisius manusia dalam
pengembangan robot ternyata tidak hanya berhenti pada bidang pelayanan umum.
Keinginan membuat sebuah alat perang yang tidak mungkin menolak perintah dan
tidak ragu dalam mengerjakan misi tentunya menjadi impian para petinggi militer
di negara manapun juga.
Prajurit manusia dianggap
memiliki banyak sekali kelemahan, seperti moral yang kadang naik dan turun.
Keterlibatan perasaan saat menjalankan misi dan kemampuan untuk membangkang
dari perintah. Hal ini juga tidak terlepas dari kurangnya minat para pemuda di
negara maju untuk menjadi tentara. Sehingga wajib militer pun harus
dikeluarkan. Belum lagi biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah ketika
seorang prajurit gugur di medan perang, kepada keluarga yang ditinggalkan.
Hal – hal seperti diatas lah yang
mengakibatkan sebuah robot yang dapat berperang dan menggantikan peran tentara
di medan perang sangat dibutuhkan.
Bila dilihat dari sisi ekonomis
tentunya ini lebih murah dibanding biaya yang harus dikeluarkan untuk
mentraining seorang manusia untuk dapat menjadi tentara yang baik.
Dari sisi delivery, robot tentara
lebih unggul dari prajurit manusia. Robot tentara dapat diproduksi masal. Bisa
jadi sebuah pabrik dapat menghasilkan puluhan ribu robot dalam sebulannya,
dibandingkan harus mencari dan merekut pemuda yang berusia 18 – 25 tahun.
Banyak sekali keuntungan yang
bisa diperoleh oleh sebuah negara jika mampu mengembangkan robot tentara ini.
Tidak ada lagi prajurit yang harus dikobarkan, dan tidak ada lagi keluarga
prajurit yang harus menangis karena sanak keluarganya tewas di medan
pertempuran.
Amerika sebagai negara adikuasa
tentunya sudah memikirkan masak – masak tentang robot – robot yang mampu
berperang. Kehadiran pesawat tempur
tanpa awak dalam perang teluk ke II sudah menunjukkan keseriusan militer Amerika
dalam pengembangan embedded system, kecerdasaan buatan dan teknologi robot di
bidang militer.
Seperti yang telah kita ketahui,
internet mulanya adalah proyek Departement of Defense Amerika Serikat untuk
membuat sebuah sistem komunikasi yang tidak akan mudah hancur karena serangan
fisik. Teknologi wireless seperti handphone yang kini telah menjadi kebutuhan
sehari – hari komunikasi di Indonesia, juga tidak terlepas dari kebutuhan
militer yang berkeinginan agar setiap prajurit dapat berkomunikasi dengan pusat
komando dengan mudah. Atau di Indonesia sendiri, penggunaan robot oleh tim
Gegana dalam menjinakkan bom juga termasuk contoh implementasinya.
Israel sendiri sebagai negara
yang memiliki hubungan tidak baik dengan para negara tetangganya juga
dikabarkan telah mengembangkan tank – tank wireless yang dapat dikendalikan
dari jarak jauh. Tentunya hal ini sangat luar biasa bila dilihat dari sisi
teknologi embedded. Dapat saja terjadi di masa depan dimana setiap instrumen –
instrumen militer dapat digerakkan dari jarak ribuan kilometer.
Jika tadi kehadiran robot – robot
militer dilihat dari sudut pandang yang menguntungkan, tetap saja robot – robot
militer tersebut tetap memiliki tujuan yang sama dengan tentara manusia yaitu
sebagai alat yang digunakan untuk menghancurkan musuh. Tetap saja sasaran –
sasaran yang dihancurkan sama, jika tidak perangkat militer, bangunan pasti
manusia. Hal – hal inilah yang mungkin membuat beberapa peneliti / pengembang
tidak setuju penggunaan robot dalam militer.
Robot – robot ataupun instrumen
militer yang dibuat tentunya lebih efektif dibandingkan tentara manusia, mereka
tidak ragu dalam menembakan peluru, rudal maupun misil ke arah orang dewasa
maupun anak – anak. Tidak ada perasaan yang dilibatkan hanya perintah dan kode
– kode instruksi yang dijalankan dalam
bentuk bit – bit oleh mikroprosessor, 100% efektif.
Manusia pun juga sudah menyadari
akan ketakutan tentang kehadiran robot – robot dalam militer. Hal ini dapat
dilihat dari film Terminator yang diproduksi oleh Hollywood. Dimana robot –
robot militer lepas kontrol
Penggunaan embedded system dan
artificial intellegence memberikan kemudahan pada manusia di berbagai bidang.
Implementasi dari embedded system dan artificial intellegence adalah teknologi
robotika. Fungsi robot sangat membantu baik di bidang industri hingga medis.
Robot juga memiliki kemampuan menggantikan manusia dalam mengerjakan pekerjaan
yang berbahaya seperti peran astronot di stasiun antariksa.
Polemik penggunaan teknologi
robot dalam bidang militer telah menjadi perdebatan para ahli. Baik itu
keuntungan yang dapat diperoleh serta kerugian yang akan dirasakan. Setiap
teknologi yang diciptakan manusia dapat menjadi pedang bermata dua yang
tiba-tiba dapat menyerang siapapun termasuk tuannya sendiri. Hal ini telah
diketahui semenjak dinamit hingga bom atom ditemukan.
0 comments:
Post a Comment
Terimakasih Telah Berkunjung
Tinggalkanlah Sedikit Pesan Sebagai Referensi